Rabu, 16 November 2011

:: Sharings, 2 ::

BELAJAR DARI KERAJAAN SEMUT

Surat an-Naml terdiri daripada 93 ayat, termasuk golongan surah-surah Makkiyyah dan diturunkan sesudah surah Asy Syu'araa'.

Dinamai dengan "An Naml", kerana pada ayat 18 dan 19 terdapat perkataan "An Naml" (semut), di mana raja semut mengatakan kepada anak buahnya agar masuk ke sarang masing-masing, supaya jangan terpijak oleh Nabi Sulaiman a.s. dan tenteranya yang akan lalu di tempat itu. Mendengar perintah raja semut kepada anak buahnya itu, Nabi Sulaiman tersenyum dan takjub atas keteraturan kerajaan semut itu dan beliau mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan nikmat kepadanya, berupa kerajaan, kekayaan, memahami ucapan-ucapan binatang, mempunyai tentera yang terdiri daripada jin, manusia, burung dan sebagainya. Nabi Sulaiman a.s. yang telah diberi Allah nikmat yang besar itu tidak berasa takbur dan sombong, dan sebagai seorang hamba Allah mohon agar Allah memasukkannya ke dalam golongan orang-orang yang soleh.

Allah Subhanahu Wata'ala menyebut binatang semut dalam surah ini agar manusia mengambil pelajaran dari kehidupan semut itu.

Semut adalah binatang yang hidup berkelompok di dalam tanah, membuat liang dan ruang yang bertingkat-tingkat sebagai rumah dan gudang tempat menyimpan makanan musim dingin. Kerapian dan kedisiplinan yang terdapat dalam kerajaan semut ini, dinyatakan Allah dalam ayat ini bagaimana rakyat semut mencari perlindungan segera agar jangan terpijak oleh Nabi Sulaiman a.s. dan tenteranya, setelah menerima peringatan dari rajanya.

Secara tidak langsung Allah mengingatkan juga kepada manusia agar berusaha untuk mencukupi keperluan seharian, mementingkan kemaslahatan bersama dan sebagainya, rakyat semut mempunyai organisasi dan kerjasama yang sangat baik.

Dengan mengisahkan kisah Nabi Sulaiman a.s. dalam surah ini Allah mengisyaratkan hari kehadapan dan kebesaran nabi Muhammad s.a.w. Nabi Sulaiman a.s. sebagai nabi, rasul dan raja yang dianugerahi kekayaan yang melimpah ruah, begitu pula Nabi Muhammad s.a.w. sebagai seorang nabi, rasul dan seorang ketua negara yang ummi' dan miskin akan berhasil membawa dan memimpin umatnya ke jalan Allah.

Sabtu, 5 November 2011

:: Sharings, 1 ::


Man is confronted in this world with two kind of states, sometimes of gaining, sometimes of losing.
Both these conditions are in the nature of tests.
They are designed to judge man on the response he makes to these situations.

If on gaining, a man becomes vain and proud, and on losing, he suffers from negative feelings, the he has failed the test.

A very different kind of person is one who, on gaining, bows before God in thankfulness, and, on losing, bows again to express his humility. It is the second of these two who has been called a 'serene soul'.

Whatever man receives in this world in the form of wealth, or in any other form, are all tests of one kind or another. These have no value in themselves; they are a means to another end. That is, man should make use of these things in such a way that, in the times to come in the eternal world, they may become the means of his salvation.




~Dear readers, this is the first entry for our new segment/series in this blog - "Sharings". We'll try our best to update the series at least once a week.

Featured Post

Knowledge Sharing: Menguruskan Sponsorship